Loading...
Direktur Utama
Di dalam negeri, prospek perekonomian domestik tahun 2019 tidak terlalu optimistis. Selain karena dampak perang dagang, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang paruh pertama 2019 masih tertahan karena adanya perhelatan nasional pemilihan umum legislatif dan presiden-wakil presiden pada bulan April 2019. Tensi politik yang sempat meninggi membuat kalangan usaha bersikap “wait and see”. Walaupun pada akhirnya pasar merespons positif situasi kondusif yang terjadi setelah Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan terkait perselisihan hasil Pemilihan Presiden-Wakil Presiden 2019.
Ketidakpastian ekonomi dunia berdampak pada hampir semua aspek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perlambatan ekonomi domestik memang tidak dapat dihindari sebagaimana juga dihadapi oleh hampir semua negara. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 hanya mampu tumbuh sebesar 5,02% atau lebih rendah dibandingkan 5,17% pada tahun 2018, terutama karena kontraksi pertumbuhan investasi barang modal, selain bangunan dan mesin sebagai imbas dari perlambatan perekonomian global.
Jamu dan obat herbal sejak lama telah dikenal masyarakat Indonesia sebagai ramuan yang diyakini dapat mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) Kementerian Kesehatan dari tahun 2010 hingga 2018 menunjukkan tren minat masyarakat menggunakan obat tradisional terus meningkat hingga mencapai 44,3%. Seiring perkembangan teknologi dan gaya hidup, saat ini jamu telah diproduksi melalui proses berteknologi modern, dikemas dalam bentuk pil, tablet, atau bubuk instan yang tinggal dilarutkan dengan air saat ingin dikonsumsi. Masyarakat sudah semakin terbiasa mengkonsumsi jamu secara instan dan praktis dari kemasan sachet.
Jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 260 juta jiwa merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi produk jamu dan obat herbal. Terlebih lagi, saat ini tren hidup sehat dan keinginan menggunakan produk suplemen kesehatan yang berasal dari alam semakin tumbuh di kalangan masyarakat kelas menengah atas. Potensi ini mungundang para pemain besar di industri farmasi untuk masuk ke pasar jamu dan obat herbal sehingga tingkat persaingan menjadi semakin tinggi.
Pada era Jaminan Kesehatan Nasional, biaya pelayanan kesehatan terus meningkat setiap tahun hingga mencapai Rp94,29 triliun pada tahun 2018. Sebagian besar dari nilai tersebut harus dikeluarkan pemerintah sebagai biaya kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif. Untuk menekan semakin membengkaknya biaya pelayanan kesehatan, diperlukan upaya promotif dan preventif untuk menurunkan angka sakit dan menekan biaya pelayanan kesehatan. Salah satu pilar pada Program Indonesia Sehat adalah paradigma sehat melalui promotif preventif untuk mendorong semua orang mencapai tingkat kesehatan tertinggi.
Obat tradisional diyakini memiliki peluang untuk digunakan dalam upaya promotif preventif. Kebiasaan minum jamu untuk menjaga daya tahan dan kebugaran tubuh sudah menjadi tradisi budaya masyarakat secara turun temurun. Tetapi dibutuhkan peran pemerintah dan pemerintah daerah untuk meningkatkan penggunaan obat herbal terstandar di puskesmas-puskesmas melalui penggunaan dana alokasi khusus bidang kesehatan. Rumah sakit juga dapat berperan dalam meningkatkan penggunaan obat tradisional dan melakukan pelayanan berbasis penelitian.
Salah satu tantangan industri jamu adalah mengatasi keengganan generasi milenial untuk mulai mencoba minum jamu tradisional. Pelaku industri jamu harus mampu membaca pasar dan cepat mengadopsi teknologi terbaru dalam mengolah jamu tradisional agar semakin disukai masyarakat modern dan dapat bersaing di pasar internasional. Masyarakat modern yang kritis tidak akan mau mengeluarkan uang untuk mengkonsumsi asupan suplemen yang belum terbukti manfaatnya.
Inovasi dan riset pengembangan telah menjadi keharusan bagi industri jamu dan obat herbal agar dapat meningkatkan daya saing dan memanfaatkan peluang pasar internasional. Modernisasi proses produksi dan tuntutan kualitas menjadi prioritas, khususnya menghadapi era revolusi industri 4.0. Untuk memenuhi standar kualitas yang berlaku global, Kementerian Perindustrian telah melakukan pembinaan kepada industri jamu dan obat herbal agar memenuhi standar Good Manufacturing Process (GMP) atau Cara Membuat Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Pemerintah mendorong peran riset dan pengembangan dari lembaga riset dan perguruan tinggi untuk menghasilkan inovasi produk atas bahan baku yang tersedia di Indonesia agar industri jamu dan obat herbal semakin berkembang menjadi sektor unggulan perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan pasar jamu dan obat herbal yang sangat prospektif tentu diikuti dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Produsen jamu dan obat herbal tidak hanya harus berkompetisi di antara sesama pemain dalam negeri, tetapi juga harus menghadapi produkproduk serupa yang berasal dari negara lain, seperti China dan negara-negara ASEAN yang menawarkan harga yang lebih murah. Secara historis, tantangan terberat berasal dari China yang dikenal sebagai produsen obat herbal tertua di dunia.
Untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan, Perseroan menerapkan berbagai strategi baik dari aspek operasi maupun aspek pemasaran. Secara garis besar, aspek-aspek bisnis yang menjadi fokus Perseroan adalah: efisiensi, optimalisasi kapasitas produksi, inovasi, penetrasi pasar, promosi, kualitas sistem distribusi, dan tingkat ketersediaan produk di pasar.
Di aspek produksi, strategi efisiensi di semua lini operasional terus dilanjutkan untuk menghasilkan marjin usaha yang lebih baik. Modernisasi peralatan dan proses produksi sudah dirasakan dampaknya. Proses produksi menjadi lebih efisien sehingga laju pertumbuhan beban pokok penjualan pada tahun 2019 jauh di bawah pertumbuhan penjualan, sebagai implikasi dari efisiensi pengelolaan biaya produksi, terutama biaya bahan baku.
Pada awal tahun 2019, Perseroan merampungkan proses perpindahan fasilitas produksi dari LIK ke Klepu yang telah berjalan dengan baik dan lancar. Unit produksi Pil dan Jamu di Klepu sudah mulai berproduksi pada bulan Maret 2019. Dengan beroperasinya fasilitas baru, kapasitas produksi Perseroan telah meningkat hampir dua kali lipat untuk menjamin tingkat ketersediaan produk Perseroan di gerai-gerai modern maupun tradisional.
Sepanjang tahun 2019, fasilitas produksi Tolak Angin 2 telah beroperasi penuh 24 jam untuk menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas sesuai target. Perseroan menerapkan proses produksi dengan sistem otomasi penuh (full automation) pada bagian mixing dan filling untuk meminimalkan human error dan mencapai zero accident. Proses semi manual masih tetap digunakan pada bagian pengemasan.
Proses otomasi pengemasan akan dilanjutkan dan diperkirakan selesai pada semester 1 tahun 2020 sehingga proses pengemasan otomatis akan berjalan pada awal semester ke-2-2020. Sedangkan sistem Telusur-Serialisasi-Agregasi produk secara otomatis akan dimulai pada semester ke-1 tahun 2020 dan diperkirakan mulai digunakan pada awal semester ke-2 tahun 2020.
Di aspek pemasaran, pada tahun 2019 Perseroan dapat menjaga pertumbuhan penjualan di setiap lini bisnis. Untuk menjaga keberlanjutan usaha dan keunggulan pasar, Perseroan secara rutin memonitor pangsa pasar produk-produk Perseroan di seluruh Indonesia, mengevaluasi kinerja penjualan di setiap wilayah pemasaran di kota-kota utama di Indonesia maupun pasar ekspor, dan melakukan benchmarking dengan kompetitor terdekat. Hasil evaluasi menjadi bahan untuk perbaikan kinerja distribusi dan pemasaran.
Perseroan selalu mengedepankan kualitas dan keamanan produk. Setiap produk telah melalui prosedur quality control dan quality assurance yang ketat sesuai standar CPOTB dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Perseroan senantiasa berinovasi untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Dengan demikian, tradisi jamu sebagai obat herbal asli Indonesia dapat terus dilestarikan dan semakin diterima oleh berbagai lapisan konsumen.
Untuk memberikan keyakinan bagi masyarakat dalam mengkonsumsi semua produk Sido Muncul, Perseroan telah memperoleh sertifikat halal dari Mejelis Ulama Indonesia (MUI) untuk 249 jenis produk dan bahan ramuan jamu dan suplemen herbal.
Perseroan menutup tahun 2019 dengan kinerja yang memuaskan dengan pencapaian melebihi target. Perseroan dapat menjaga konsistensi pertumbuhan dengan baik karena penjualan di ketiga segmen usaha, yaitu Jamu Herbal dan Suplemen, Makanan dan Minuman serta Farmasi, memberikan kontribusi penjualan yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Perseroan membukukan penjualan bersih yang tumbuh 11,0% dari Rp2,76 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 3,07 triliun. Pertumbuhan ini di atas target yang ditetapkan sebesar 10,0%.
Kontributor utama penjualan bersih Perseroan masih berasal dari Segmen Jamu Herbal dengan kontribusi sebesar 67,3% atas total penjualan bersih. Segmen Jamu Herbal mencatat pertumbuhan sebesar 12,0%, didorong oleh meningkatnya permintaan akan produk Jamu dan Suplemen Herbal Perseroan di pasar domestik dan tingginya permintaan produk Tolak Angin di pasar Filipina menyusul ekspor perdana di akhir tahun 2018.
Segmen Makanan dan Minuman yang menyumbang 29,0% dari total penjualan bersih Perseroan, dengan penjualan bersih yang meningkat 8,1%, dari Rp819,50 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp886,23 miliar. Selain dari pertumbuhan pasar domestik, penjualan Segmen Makanan dan Minuman juga didorong oleh kinerja penjualan ekspor produk Kuku Bima Ener-G! ke Nigeria dan Malaysia.
Pertumbuhan dua-digit juga diraih oleh Segmen Farmasi yang meningkat 17,0% menjadi Rp117,25 miliar. Segmen Farmasi memberikan kontribusi sebesar 3,8% atas total penjualan bersih Perseroan.
Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba kotor sejalan dengan pertumbuhan penjualan. Laba kotor meningkat 18,0% dari Rp1,42 triliun pada tahu 2018 menjadi Rp1,68 triliun. Marjin laba kotor naik dari 51,5% menjadi 54,8%. Peningkatan marjin laba kotor ini terutama berasal dari Segmen Jamu Herbal dan Segmen Makanan dan Minuman yang masing-masing tumbuh 16,0% dan 28,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp807,69 miliar, naik 21,7% dari Rp663,85 miliar pada tahun 2018. Perolehan laba bersih berhasil melampaui target pertumbuhan laba bersih tahun 2019 yang telah direncanakan sebesar 10%.
Marjin laba bersih juga mengalami kenaikan menjadi 26,3% di tahun 2019 dari sebelumnya sebesar 24,0% pada tahun lalu sehingga rasio profitabilitas Perseroan juga meningkat. Rasio laba bersih terhadap aset (ROA) dan rasio laba bersih terhadap ekuitas (ROE) masing-masing sebesar 22,8% dan 26,4%, naik dari tahun sebelumnya yang masing-masing sebesar 19,9% dan 22,9%.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan tanggal 9 April 2019, pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp535.837.000.000 atau setara dengan Rp36 per lembar saham dengan rasio pembayaran sebesar 80% dari perolehan laba bersih tahun buku 2018. Seluruh dividen telah dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal 2 Mei 2019.
Indonesia masih mempunyai peluang besar di tengah ketidakpastian ekonomi global. Peran Indonesia yang vital di kawasan Asia Tenggara menjadi modal dan peluang besar untuk memperluas akses pasar karena terjadi banyak relokasi dan diversifikasi investasi akibat ketidakpastian dalam perdagangan global. Negara yang mempunyai iklim investasi paling menarik akan menjadi tujuan utama relokasi dan diversifikasi itu.
Prospek ekonomi Indonesia 2020 diyakini terjaga dengan momentum pertumbuhan yang tetap berlanjut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diperkirakan pada kisaran 5,1%-5,5%, dengan sasaran inflasi 2-4%. Dalam jangka menengah, prospek ekonomi Indonesia akan semakin baik. Transformasi ekonomi akan mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi, dengan defisit transaksi berjalan menurun dan inflasi rendah.
Arah industri menuju Revolusi Industri 4.0 semakin kuat. Industri ini sangat diwarnai oleh teknologi digital dan informasi. Keberadaan teknologi digital telah mengubah cara berbisnis di semua sektor industri. Kunci utama memenangi persaingan penjualan suatu produk di era digital saat ini terletak pada penguasaan data terhadap perilaku konsumen atau segmen pasar yang dilayani. Perseroan telah memanfaatkan teknologi digital baik di aspek otomasi fasilitas produksi maupun pemasaran. Beberapa produk Perseroan sudah dapat ditemukan dan dibeli melalui saluran e-commerce. Produk-produk unggulan telah memiliki dan memanfaatkan akunakun media sosial yang digunakan sebagai akses media promosi dan pengenalan produk untuk generasi milenial. Teknologi digital akan kami manfaatkan secara optimal untuk memahami karakteristik konsumen dan memperluas jangkauan pasar terutama pasar global.
Perseroan akan terus melakukan perluasan pasar baik di dalam maupun luar negeri. Di pasar domestik, Perseroan meningkatkan upaya pemasaran ke wilayah Indonesia Timur dan memperkuat kualitas penjualan pada modern trade. Pasar ekspor Filipina dan Nigeria telah menunjukkan kinerja penjualan di atas ekspektasi. Perseroan menargetkan untuk memperluas pasar ekspor terutama di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Vietnam, Myanmar dan lainnya. Di tahun 2020, Perseroan menargetkan pertumbuhan di atas 10% baik dari sisi penjualan dan laba bersih.
Perseroan berkomitmen untuk menerapkan prinsipprinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) untuk menjadi korporasi yang bertanggung jawab dan terpercaya. Pengelolaan perusahaan senantiasa mengacu pada prinsip-prinsip GCG sesuai peraturan perundang-undangan dan best practice untuk menghasilkan nilai yang optimal bagi pemegang saham, dan manfaat bagi pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar.
Dalam rangka menerapkan praktik tata kelola terbaik, Perseroan memiliki Kode Etik Perusahaan sebagai acuan yang harus dipatuhi oleh seluruh insan Perseroan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari. Secara berkala, Perseroan melakukan review dan revisi kebijakan, pedoman, dan prosedur pelaksanaan GCG yang telah ada. Peningkatan prosedur-prosedur operasi, keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan, dilakukan untuk memastikan seluruh proses bisnis di Perseroan berjalan dengan aman, efektif, efisien serta mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, Perseroan telah menerapkan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System/WBS) sebagai sarana bagi siapapun untuk melaporkan setiap dugaan terjadinya perilaku tidak legal, tidak bermoral atau praktik lain yang tidak sah di dalam Perseroan.
Setiap pelaporan yang masuk akan dikelola oleh Unit Internal Audit untuk selanjutnya ditindaklanjuti. Dalam melakukan tindak lanjut atas pelaporan pelanggaran, Unit Internal Audit dapat berkoordinasi dengan unit lainnya yang terkait. Perseroan menjamin kerahasiaan informasi dan identitas serta memberikan perlindungan kepada pelapor.
Perseroan meyakini, sumber daya manusia (SDM) dengan kompetensi dan integritas tinggi adalah kunci dalam memastikan keberhasilan usaha. Untuk itu, Perseroan melaksanakan program-progam pengembangan kompetensi yang terstruktur dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas SDM Perseroan baik dari sisi soft skill (kepemimpinan, komunikasi, etika) maupun hard skill (kompetensi teknis) agar setiap karyawan mampu memberikan kontribusi kinerja terbaiknya. Selain menyelenggarakan program-program yang terkait dengan pengembangan kompetensi, Perseroan juga melakukan berbagai inisiatif yang bersifat worklife balance untuk meningkatkan motivasi dan etos kerja karyawan dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan lingkungan bisnis yang semakin kompetitif.
Perseroan telah menetapkan strategi pengembangan SDM dalam roadmap pengembangan SDM 2018/2019- 2021 yang menggambarkan proses yang terstruktur dan saling terkait antara pengembangan dan penguatan aspek organisasi, SDM (people) dan infrastruktur sehingga pada tahun 2021 Perseroan telah memiliki organisasi dan SDM berkinerja unggul.
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses bisnis Perseroan. Setiap tahun Perseroan mengalokasikan biaya CSR minimal 2% dari laba bersih tahun buku sebelumnya untuk program CSR terutama program yang sudah berjalan berkelanjutan seperti program Mudik Gratis, Operasi Katarak Gratis, Operasi Bibir Sumbing Gratis, Bantuan Bagi Lansia, Santunan Anak Yatim dan Dhuafa, Rumah Singgah Penderita Kanker, dan pemberdayaan masyarakat melalui program Desa Rempah dan Desa Buah. Pada tahun 2019, total biaya yang dikeluarkan Perseroan untuk melaksanakan program CSR sekitar Rp11,8 miliar.
Dalam menangani isu-isu sosial, ekonomi, lingkungan dan berbagai perubahan yang timbul akibat aktivitas operasional, Perseroan melakukan analisis isu strategis untuk menyusun program dan rencana kerja jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis disusun dengan mengacu pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Setidaknya ada 7 Tujuan SDGs yang terpenuhi dari program-program keberlanjutan Perseroan, yaitu:
Berbagai penghargaan penting telah kami terima di sepanjang tahun 2019. Penghargaan tersebut kami maknai sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Di antara penghargaan tersebut adalah:
Pada tahun 2019 terjadi perubahan komposisi Direksi Perseroan. Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 27 November 2019 menyetujui pengunduran diri Gerry Mustika dari jabatannya selaku Direktur Independen dan mengangkat Darmadji Sidik sebagai Direktur Perseroan. Dengan demikian, sampai dengan 31 Desember 2019, komposisi Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Nama | Posisi |
David Hidayat | Direktur Utama |
Irwan Hidayat | Direktur |
Leonard | Direktur |
Darmaji Sidik | Direktur |
Mewakili Direksi, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Dewan Komisaris yang telah memberikan dukungan, arahan dan nasihat penting sepanjang tahun 2019, serta kepada Pemegang Saham atas kepercayaan yang telah diberikan. Penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada seluruh karyawan Perseroan dan entitas anak yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi dan integritas menghadapi berbagai tantangan yang ada. Semoga Perseroan dapat terus memberikan manfaat yang optimal bagi pemegang saham, karyawan, dan masyarakat luas.